Wall Street Melambung Berkat Saham Teknologi

 Wall Street Melambung Berkat Saham Teknologi


Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Senin, 4 April 2022. Wall street melambung tersebut dipicu traders yang menepis kekuatiran resesi dan belanja saham teknologi yang terpukul pada kuartal I 2022.


Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 103,61 poin atau 0,3 % ke posisi 34.921,88. Indeks S&P 500 mendaki 0,81 % menjadi 4.582,64. Indeks Nasdaq melesat 1,9 % menjadi 14.532,55. Indeks Nasdaq melemah pada awal th. tapi ulang naik, dan turun cuma lebih kurang 10 % dari rekor sebelumnya AlkisahNews.com .


Saham teknologi yang merupakan keliru satu sektor paling terpukul pada kuartal I 2022 menguat pada awal pekan ini. Hal ini sesudah saham fasilitas sosial meraih perlindungan besar dari investor Elon Musk.


Saham Twitter melonjak lebih dari 27 % bersamaan berita Musk belanja 9,2 % saham pasif di perusahaan tersebut. Hal itu kuantitas terbesar di dalam peristiwa Twitter sejak penawaran lazim perdana atau initial public offering (IPO). Investor berspekulasi cara Musk dapat memicu pembelian atau perubahan besar lainnya, apalagi jika sahamnya pasif.


Saham Tesla termasuk menguat 5,6 persen. Hal tersebut di dukung kuantitas pengiriman kendaraan listrik secara kuartalan yang melampaui periode th. sebelumnya.


Perusahaan teknologi termasuk Apple, Amazon, Alphabet dan Nvidia termasuk naik lebih dari dua persen. Saham teknologi China yang tercatat di Amerika Serikat termasuk Alibaba dan JD.com termasuk menguat.


"Sekali lagi, dikarenakan teknologi terlalu menyita keuntungan pada kuartal pertama, itu selanjutnya menjadi reli yang melegakan bagi teknologi pada kala ini, serta untuk sektor berorientasi perkembangan lainnya,” ujar Chief Investment Strategist CFRA, Sam Stovall.


Ia menambahkan, indeks Nasdaq memimpin kenaikan lantaran tidak banyak berita baru yang berikan tekanan tambahan pada Nasdaq.


Investor menepis sejumlah kekuatiran kala belanja saham teknologi. Bagian perlu dari kurva imbal hasil tetap terbalik sesudah imbal hasil treasury bertenor dua th. dan 10 th. berganti untuk pertama kalinya sejak 2019. Imbal hasil surat utang bertenor 5 th. termasuk di atas bertenor 30 tahun.


“Ini kemungkinan berarti kala menuju potensi resesi telah dimulai. Kabar baiknya secara historis harus kala beberapa th. hingga resesi terlalu terjadi,” kata Ryan.


Sementara itu, harga minyak termasuk menguat. Harga minyak mentah WTI melonjak lebih dari 4 % dan ulang di atas USD 100 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent naik lebih kurang 3 persen, jadi menambah kekuatiran investor perihal kemungkinan resesi.


Harga minyak menguat bersamaan investor tetap memantau perkembangan di Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz menuturkan, negara-negara barat akan menjatuhkan sanksi tambahan pada Rusia di dalam beberapa hari mendatang.


“Pasar saham dan obligasi tetap mengirimkan sinyal yang bertentangan perihal prospek ekonomi,” di dalam catatan UBS.


Dalam catatan itu disebutkan pihaknya waspada supaya tidak menafsirkan keliru satu sinyal secara berlebihan. “Inversi kurva imbal hasil secara historis prediksi resesi bersama dengan jeda yang panjang dan tidak pasti, kala harapan atas pembicaraan gencatan senjata telah surut dan mengalir,”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aplikasi Download Lagu iPhone Terbaik

Panduan Liburan Singkat ke Pulau Seribu Tanpa Travel untuk Backpacker

Yang Harus Kita Ketahui Tentang Operasi Lasik Mata